Disneyland 1972 Love the old s

Home

About

Contact
Online: 1 | Di Lihat: 14 | Total: 146118
Posting Terbaru
Kategori

Lihat Semua : seputar islam, Tahukah Anda

Dua Dosa Ini Tetap Mengalir Meski Manusia Sudah Meninggal



image


Ternyata bukan hanya pahala yang bisa tetap diterima ganjarannya ketika
seseorang telah tiada. Ada dua dosa yang tetap
mengalir meski sudah meninggal dunia. Untuk itu
kita harus berhati-hati jangan sampai perbuatan di
dunia ini memasukkan kita ke dalam kategori orang
yang tetap menerima dosa setelah meninggal.


Selama ini kita hanya tahu, bahwa ada beberapa
amalan jariyah yang pahalanya akan tetap dapat
dirasakan oleh si pelaku amal walaupun sudah
meninggal dunia. Namun ternyata itu pun akan
berefek sama dengan pelaku dosa. Apa saja dua
dosa tersebut? Dibawah ini adalah ulasannya.

1. Orang yang Menjadi Pelopor Maksiat


Pelopor adalah orang yang mengawali segala
sesuatu. Ia tidak menyeru orang lain agar mengikuti
perbuatannya. Namun secara tidak langsung
perbuatannya telah menginspirasi orang lain
berbuat hal serupa. Berarti orang yang mengikuti,
tergerak secara suka rela tanpa paksaan sedikit pun.
Jika perbuatan tersebut ada dalam ranah amal soleh
tentu akan menjadi hal yang sangat bagus. Ia
berhasil mendakwahkan kebaikan tanpa orang
yang mengikuti merasa tertekan dan tergurui.
Orang yang mengikuti rela hati ikhlas lillahi ta’ala mengikuti jejak langkah-langkah kebaikan orang
tersebut.

Namun lain cerita, jika seseorang menjadi pelopor
amal salah. Ia telah berhasil menginspirasi orang
lain untuk berbuat maksiat serupa dengan dirinya.
Maka Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
sahabat Jabir Bin Abdillah:

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan buruk
dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa
keburukan itu, dan dosa setiap orang yang
melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa
dikurangi sedikit pun dosa mereka.” (HR Muslim).

Maka demikian pula dengan putra Nabi Adam yang
bernama Qabil. Qabil adalah orang pertama yang
menumpahkan darah orang lain. Qabil membunuh
Habil yang merupakan saudaranya sendiri karena
menginginkan jodoh yang lebih cantik yang
diperuntukkan bagi Habil.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim,
melainkan anak Adam yang pertama kali
membunuh akan mendapatkan dosa karena
pertumpahan darah itu.” (HR Bukhari-Muslim).


Orang yang mengikuti berbuat dosa serupa, bukan
berarti tidak mendapatkan ganjaran dosa. Si
pengikut tetap mendapatkan ganjaran dari dosa
akibat perbuatannya. Namun si pelopor akan
memikul dosa keburukan yang diperbuat
pengikutnya. Jika pengikut maksiat itu bukan hanya seorang, maka semakin berlipat-lipatlah dosa yang
diterima si pelopor. Dosa yang membuatnya
dilemparkan keras ke dalam neraka, ke dalam api
yang menyala-nyala. Nau’dzubillahi min dzalika

2. Orang yang Mengajak atau Memaksa Orang
Lain Berbuat Salah


Kategori kedua ini berbeda halnya dengan pelopor.
Kategori kedua ini selain dirinya berbuat maksiat, ia
pun menyeru orang lain untuk berbuat hal serupa.
Ajakannya bisa berupa seruan motivasi maupun
berupa paksaan. Orang yang demikian adalah orang yang sesat dan menyesatkan.

Allah SWT berfirman:


“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan
penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa orang-
orang yang mereka sesatkan yang tidak
mengetahui sedikit pun (bahwa mereka
disesatkan).” (QS An Nahl: 25).

Hadist bermakna serupa diterima dari Abu Hurairah
r.a, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang
mengajak pada kesesatan, dia mendapatkan dosa
seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak
dikurangi sedikit pun.” (HR Ahmad dan Muslim).


Jika kesesatan tersebut berupa perbuatan yang
sudah jelas penyimpangannya seperti ajakan untuk
merampok, mencuri, membunuh, menganiaya
orang lain, berbuat mesum dan sebagainya
mungkin kita dapat berpikir dua kali untuk
menerima ajakan tersebut. kita tahu hal-hal tersebut akan berbuah penyesalan di akhirat kelak.

Akan tetapi jika kesesatan tersebut berupa ajakan
untuk berbuat syirik yang dibungkus dengan dalih
ibadah, biasanya banyak orang tergelincir
kedalamnya. Seperti penggalan ayat di atas,
mereka tidak mengetahui sedikit pun bahwa
mereka tengah disesatkan. Namun ketidaktahuan ini tidak menyebabkan mereka terbebas dari dosa.
Mereka telah bersalah karena menyadari mereka
tidak berpengetahuan namun tidak mau mencari
tahu. Mereka telah bersalah karena telah
mempercayakan segala praktek ritual peribadahan
tersebut pada orang yang dianggap alim.


Padahal orang alim yang tidak memurnikan ibadah
hanya untuk Allah semata, baik dalam hal dzat yang
diibadahi maupun tata cara peribadahan, ia
sebenarnya adalah penyesat yang menyesatkan.
Orang berbahaya dan membahayakan. Orang yang
akan mendapat limpahan dosa walau raganya telah tiada.

Demikian, semoga kita dapat berpikir ulang ketika
memutuskan untuk melakukan suatu amal yang
menyimpang dari nilai-nilai kebenaran Islam.
Jangan sampai kita harus bertanggung jawab
terhadap dosa orang lain yang meniru perbuatan
maksiat kita.

kabarmakkah.com

Home
Belum Ada Komentar

UNDER MAINTENANCE
Pilihan Kategori
Seputar Islam
»
Berita Riau
»
Teknologi
»
Politik
»
Olah Raga
»
Kisah Inspiratif
»
Peristiwa
»
Tips Dan Trik
»
Tutorial
»
Tahukah Anda?
»
Motivasi
»
Cerpen
»
Puisi
»
Cerita Haru
»
Humor
»
Posting Lawas

Contact Admin

Ke Atas| Admin
©2015 BodXids

Media Informasi Dan Berita | Trans Community
powered by. Cmiiw